Monday 14 March 2011

Limfosit

Limfosit terletak secara tersebar dalam nodus limfe, namun dapat juaga dijumpai dalam jaringan limfoid ( limpa, tonsil,apendik,bercak payer pada usus halus,sumsum tulang dan timus). Limfisit dalam tubuh berperan dalam sistem imun,melalui pembentukan antibody ( imunitas hormonal) dan limfosit teraktivasi ( imunitas sel T ) melalui jaringan lmifoid.
Pada jaringan limpoid terdapat dua kelompok sel besar, satu kelompok yaitu limfosit T yang bertanggung jawab dalam pembentukan limfosit teraktivasi dan kelompok lain yaitu limfosit B bertangung jawab dalam pembentukan antibodi yang memberikan imunitas hormonal. Walau sel limfosit tubuh berhasal dari sel batang primitif dalam sumsum tulang yang membentuk limfosit diembrio, sel tersebut tidak mampu membentuk limfosit T dan antibodi. Sebelum dapat melakukan hal itu, mereka harus berdifrensiasi lebih lanjut atau diolah lebih dulu
.

Kelejar timus melakukan pengolahan terhadap limfosit T
Limfosit T setelah pembentukanya di sumsum tulang, mula-mula bermigrasi ke kelenjar timus. Di sini limfosit T membelah secara cepat dan dalam waktu yang bersamaan membentuk keanekaragaman yang ekstrim untuk bereaksi melawan berbagai antigen yang spesifik. Artinya tiap satu limfosit membentuk reaktivitas yang spesifik untuk melawan antigen. Kemudian limfosit berikutnya membentuk spesifitas melawan antigen yang lain. Hal ini terus berlangsung sampai terdapat bermacam-macam limfosit timus dengan reaktivitas spesifik untuk melawan jutaan antigen yang berbeda-beda. Berbagai tipe limfosit T yang diproses ini sekarang meninggalakan timus dan menyebar keseluruh tubuh untuk memenuhi jaringa limfoid disetiap tempat. Proses ini berlangsung beberapa waktu sebelum bayi lahir dan selama beberapa bulan setelah bayi lahir

Hati dan sumsum tulang melakukan pengolahan terhadap limfosit B
Rincian pengolahan limfosit B sedikit diketahui dari pada yang diketahui mengenai limfosit T. Pada manusia,limfosit B diketahui diolah lebih dahulu dihati selama pertengahan kehidupan janin dan disumsum tulang selama masa akhir janin dan setelah lahir. Nama limfosit B karena mula-mula pengolahannya ditemukan pada bursa fabrikus dari burung,sehingga dinamakan limfosit B.

Setelah diolah terlebih dulu,limfosit B seperti juga limfosit T, bermigrasi ke jaringan limfoid diseluruh tubuh dimana mereka menempati daerah yang sedikit lebih kecil dari pada limfosit T

Bila antigen spesifik datang berkontak dengan limfosit T dan B di dalam jaringan limfoid, maka limfosit T menjadi teraktivasi membentuk sel T teraktivasi dan limfosit B membentuk antibodi. Sel T teraktivasi dan antibodi ini kemudian bereaksi dengan sangat spesifik terhadap antigen tertentu yang telah mulai perkembangannya.

Pembentukan Antibodi
Sebelum terpajan dengan antigen yang spesifik,kelompok limfosit B tetap dalam keadaan dormant ( tidur ) didalam jaringan limfoid. Bila ada antigen asing yang masuk,makrofag dalam jaringan limfoid akan memfagositosis antigen dan kemudian membawanya ke limfosit B didekatnya. Disamping itu antigen dapat juga dibawanya ke limfosit T pada saat yang bersamaan. Limfosit B yang spesifik terhadap antigen segera membesar tampak seperti gambar limfoblas, limfoblas kemudian berdiferensiasi lebih lanjut untuk membentuk plasmablas ( prekursor dari sel plasma ). Sel plasma yang matur kemudian menghasilkan antibodi. Antibodi yang disekresi ini kemudian masuk kedalam cairan linfe dan diangkut ke darah sirkulasi. Proses ini berlanjut terus selama beberapa hari atau beberapa minggu sampai sel plasma kelelahan dan mati.
Beberapa limfoblas yang terbentuk oleh pengaktifan kelompok limfosit B,tidak berlanjut membentuk sel plasma, melainkan membentuk sel limfosit baru. Sel limfosit baru ini ditambahkan ke limfosit asal. Limfosit B baru ini juga bersirkulasi keseluruh tubuh untuk mendiami jaringan limfoid ( tetap dalam keadaan dormant ). Limfosit ini disebut sel memori. Pajanan berikutnya oleh antigen yang sama akan menimbulkan respon antibodi yang jauh lebih cepat dan jauh lebih kuat.

Sifat Antibodi
Antibodi merupakan gamma globulin yang disebut imunoglobulin ( Ig ). Imunoglobulin merupakan sekitar 20% dari seluruh protein plasma. Yang digolongkan menjadi IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE . Antibodi bersifat apesifik untuk antigen tertentu.

Mekanisme kerja antibodi
Reaksi antigen-antibodi membentuk ikatan komplek,ikatan ini memungkinkan inaktivasi antigen melalui proses fiksasi,netralisasi,aglutinasi,atau presipitasi.
1. Fiksasi komplemen, terjadi jika bagian molekul antibodi mengikat komplemen. Ikatan komplemen diaktivasi melalui jalur klasik yang memicu efek cascade untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat organisme atau toksin penyusup.Efek yang paling penting meliputi:
a. Opsonisasi. Salah satu produk komplemen ( C3b ) dengan kuat mengaktifkan fagositosis netrofil dan makrofag,menyebabkan sel ini menelan bakteri yang telah dilekati komplek antigen-antibodi.
b. Lisis. Kombinasi dari faktor-faktor komplemen multipel mengakibatkan rupturnya membran plasma bakteri atau penyusup lain dan menyebabkan isi seluler keluar.
c. Inflamasi. Produk komplemen berkontribusi dalam inflamasi akut melalui aktivasi sel mast,basofil, dan trombosit darah.
2. Netralisasi terjadi saat antibodi menutup sisi tosik antigen dan menjadikannya tidak bebahaya.
3. Aglutinasi. ( penggumpalan ) terjadi bila antigen adalah materi partikulat, seperti bakteri atau sel-sel darah merah.
4. Presipitasi, merubah antigen yang larut ( misal racun tetanus ) menjadi tak laru dan membentuk presifitan ( endapan )

Sifat Sel T
Pada waktu terpapar dengan antigen yang sesuai, makrofag dalam jaringan limfoid akan memfagositosis antigen dan membawa ke kelompok sel limfosit T. Sel limfosit T akan membelah ( berfroliferasi ) dan melepaskan banyak sel T teraktivasi, kemudian dilepaskan kedalam cairan linfe dan selanjutnya sel sel T ini akan dilewatakan ke dalam sirkulasi dan disebarkan keseluruh tubuh melewati dinding kapiler masuk kedalam ruang jaringan,sekali lagi kembali masuk kedalam cairan linfe dan darah. Proses ini terus berlangsung bolak balik sepanjang bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sel memori limfosit T juga dibentuk sama seperti sel memori limfosit B.
Molekul-molekul antigen berikat dengan molekul reseptor pada permukaan sel T dengan cara yang sama seperti mereka berikatan dengan antibodi. Pada satu sel T tunggal terdapat sebanyak 100.000 tempat-tempat reseptor.
Telah ditemukan beberapa tipe sel T. Sel ini digolongkan dalam tiga kelompok utama:
1. Sel T pembantu. Merupakan sel T yang paling banyak, sel ini membantu dan mengatur fungsi sistem imun. Sel-sel ini melakukan hal tersebut dengan membentuk sel rangkian mediator protein yang disebut limfokin yang bekerja lain dari sistem imun pada sel sumsum tulang. Bila tidak terdapat sel limfokin maka sistem imun akan menjadi lumpuh. Pada kenyataan sel T pembantu ini dihancurkan oleh HIV yang menyebakan tubuh tidak terlindungi oleh infeksi, oleh karena itu menimbulkan yang sekarang dikenal dengan AIDS. Limfokin memiliki perangsan yang sangat kuat dalam menyebabkan proliferasi sel T sitotosik, sel T supresor dan sel plasma dalam pembentukan antibodi. Limfokin juga mempengaruhi makrofag untuk menimbulkan fagositosis.
2. Sel T sitotosik ( sel T pembiunuh ) mengenali dan menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing pada permukaannya, seperti sel kangker, sel jaringan tranplatasi, dan virus serta beberapa jenis bakteri yang bereproduksi dalam sel hospes. Sel T sitotosik meninggalkan jaringan limfoid dan bermigrasi menuju lokasi sel targetnya,disini sel ini mengikat sel target dan menghancurkannya.
3. Sel T supresor dibandingkan dengan sel-sel yang lain,perihal sel T supresor ini masih sedikit yang diketahui,namun sel ini mempunyai kemampuan untuk menekan fungsi sel T sitotosik dan sel T pembantu,menjaga agar tidak terjadi reaksi imun yang berlebihan yang mungkin saja dapat merusak tubuh itu sendiri.

Efek merusak dari respon imun
1. Hipersensitivitas atau alergi adalah respon imun yang terjadi pada beberapa orang tertentu terhadap zat yang walaupun asing,tidak membahayakan tubuh. Individu yang sistem imunnya berlebihan atau tidak tepat dalam memproduksi perubahan patologis disebut hipersensitif
a. Antigen yang mendorong terjadinya respon hipersensitif disebut alergen. Pemaparan terhadap alergen akan mengebalkan atau mensensitifkan individu sehingga pemaparan berikutnya menimbulkan reaksi alergik
b. Hipersensitif langsung adalah reaksi alergi yang terjadi dalam satuan waktu menit atau jam setelah pemaparan ulang terhadap antigen
i. Anafilaksis terjadi dalam beberapa menit setelah pemaparan ulang pada orang yang sensitif dan akibat pengikatan IgE hospes dengan sel mast dan basofil. Alergen berikatan dengan sel IgE yang memicu pelepasan zat vasoaktif ( mediator anafilaksis ) seperti histamain,serotonin, dan leukotrin. Mediator ini secara bersama-sama menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler,kontraksi otot polos, dan sekresi mukus. Karena sel mast dan basofil terletak diberbagai area dalam tubuh maka reaksi anafilaksis dapat juga melibatkan reaksi lokal seperti urtikaria,eksim,mata merah,kongesti nasal,gatal,kesulitan bernafas.distres saluran gastrointestinal atau kram yang berlebihan. Anafilaksis akut ( syok anafilaksis ) adalah reaksi yang berlebihan yang mengancam kelangsungan hidup yang berkaitan dengan ketidak mampuan bernafas akibat kontraksi bronkiolus dan kegagalan kardiovaskular.
ii. Reaksi II ( sitotoksis ) biasanya diperantarai oleh komplemen. Reaksi ini melibatkan penggabumgan antibodi ( IgG atau IgM ) dengan antigen sel darah atau sel jaringan. Contoh reaksi transfusi atau ketidak cocokan Rh.
iii. Reaksi III ( komplek imun ) diperantarai olek komplek antigen-antibodi yang mengakumulasi dan mengaktifkan komplemen,trombosit, dan sel fagosit pada area jaringan yang rusak. Contoh artritis rematoid, systemic lupus eritematus dan serum sickness.
c. Reaksi IV terjadi setelah 24 jam atau lebih dan diperantarai oleh sel T dan makrofag,bukan sel B dan antibodi. Contoh reaksi tuberkulin,faringa transplatasi dan alergi yang berhubungan dengan dermatitis.
2. Penyakit autoimun, terjadi akibat kegagaln toleransi diri imunologis yang menyebabkan respon imun melawan tubuh sendiri. Contonya artritis rematoid, demam reumatik,glomerulonefritis,miastenia gravis dan LES

sumber : http://ekajayaartikel.blogspot.com