Tuesday 26 April 2011

Ngoplos BBM Premium + Pertamax

Bensin, mempunyai beberapa nama lain seperti Petrol, Gasoline (biasa digunakan di Amerika Serikat dan Kanada), atau Mogas (Motor Gasoline) , untuk membedakan dengan “Avgas”, bensin yang digunakan pada pesawat terbang ringan.

Bensin adalah hasil olahan dari minyak mentah berwarna hitam, yang dipompa dari perut bumi (biasa disebut dengan petroleum). Kegunaan utama Bensin adalah sebagai bahan bakar pada “mesin pembakaran dalam”, yang menggunakan percikan nyala busi untuk proses pembakarannya.

Mesin pembakaran dalam, salah satunya adalah mesin bensin, diciptakan oleh Nikolaus Otto, oleh sebab itu, awalnya disebut sebagai mesin Otto . Mesin bensin bekerja dengan prinsip sebagai berikut :

Udara dan bahan bakar, dicampur dengan menggunakan alat yang disebut karburator (pada mesin bensin modern, peran karburator digantikan oleh system injeksi, dengan tujuan utama agar menghasilkan emisi gas buang yang ramah lingkungan).

Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam mesin yaitu pada ruang bakar.

Selanjutnya, campuran udara dan bensin (yang telah berbentuk gas) ditekan oleh piston hingga mencapai volume yang sangat kecil.

Pada ruang mesin, campuran ini akan dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi.

Hasil pembakaran inilah yang nantinya menghasilkan tenaga untuk menggerakkan mobil.

Pada prakteknya, pembakaran ini tidak selalu berjalan dengan sempurna. Pada mesin mobil retro, ada satu masalah yang sering muncul yaitu “ketukan di dalam mesin”, atau disebut sebagai ngelitik atau knocking. Jika dibiarkan, knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Knocking terjadi karena terbakarnya campuran udara dan bahan bakar secara spontan oleh tekanan tinggi di dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi.

Penyebab knocking ada beberapa macam yaitu :

Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.
Ruang bakar, atau cylinder head yang sudah kotor dengan kerak.
Setelan pengapian yang kurang tepat.

premiumUntuk mengatasi masalah pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin, industry minyak telah membuat standarisasi bensin yang disebut sebagai Bilangan Oktan / RON.


Bilangan ini akan memberikan informasi mengenai “besarnya tekanan yang bisa diberikan” sebelum bensin terbakar. Nama oktan berasal dari kata “oktana” (C8), yaitu salah satu molekul penyusun bensin yang yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume terkecil, tanpa mengalami pembakaran spontan (tidak seperti heptana, yang langsung terbakar meskipun baru mendapat sedikit tekanan).

Sebagai contoh adalah : PREMIUM, yang mempunyai bilangan oktan = 87. Artinya, PREMIUM terdiri dari 87% oktana dan 13% heptana (atau campuran molekul lainnya).

Setiap jenis Bensin, akan terbakar secara spontan pada angka tingkat kompresi yang berbeda. Oleh sebab itu, agar dapat bekerja secara optimal, pemakaiannya harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin mobil yang akan menggunakannya.

Bilangan oktan dapat ditingkatkan, dengan mencampurkan bahan yang disebut zat aditif. Beberapa jenis zat yang biasa ditambahkan antara lain :

Tetraetil lead (timbal), yang memiliki harga paling murah, tetapi efeknya sangat “mahal” bagi kehidupan manusia. Penggunaannya menyebabkan terbentuknya lapisan tipis timbal di pemukaan bumi, yang membahayakan semua mahluk hidup termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.

MTBE (methyl tertiary butyl ether), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE ini selain meningkatkan bilangan oktan, juga memperkaya kandungan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga mengurangi gas CO akibat ketidak sempurnaan pembakaran. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air. Jika terjadi kebocoran pada tempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin), MTBE akan masuk ke air tanah dan mencemari sumur serta sumber air minum lainnya.

Jadi, bensin jenis apakah yang sesuai dengan teknologi mesin mobil retro yang usianya sudah diatas 25 tahun ?.

Pertanyaan ini baru bisa terjawab, apabila sudah mengetahui rasio kompresi atau CR (Compression Ratio) mesin mobil retro yang dimaksud.



premiumCR adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar, terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja.

membubungnya harga Minyak dunia terlebih panasnya situasi Tim_teng dan Afrika Utara mengerek Harga BBM Non Subsidi sampai sampai Harga Pertamax oktan 92 menyentuh harga 8.700 Rupiah perliter dan Pertamax Plus Oktan 95 ke angka 8.900. Ini membuat beberapa pemilik roda dua yang spek motornya mengharuskan penggunaan BBM beroktan diatas 91 ressah, banyak email yang masuk ke tmcblog berisi curhatan brader tentang kenaikan bbm ini seraya menanyakan gimana solusinya. Ya gini aja, Kita Ngoplos (mencampur) secara Legal saja antara BBM SUbsidi dengan BBM Non SUbsidi . . . lho??

Iya bro Jadi begini, di Jakarta BBM yang dijual Pertamina adalah premium Oktan 88 seharga Rp 4500, Pertamax Oktan 92 seharga Rp 8.700, dan Pertamax Plus Oktan 95 seharga Rp.8.900. Nah Perhitungan Oktan itu bisa dihitung Linear dalam artian dua BBM berbeda Oktan yang dicampur dengan Volume sama akan menghasilkan BBM Campuran dengan Nilai Oktan ditengah tengahnya.

Contoh kasus gini . . . 1 Liter Premium (88) dicampur dengan 1 liter Pertamax Plus (95) akan menghasilkan 2 Liter BBM Oplosan yang memiliki Nilai Oktan (88+95)/2 = 91,5 . . . naah nilai ini sudah mendekati Nilai Oktan Pertamax tho. Harga Rerata BBM Oplosan Legal ini berapa? ya rerata Harga keduanya Juga (4500+8900)/2 = 6.700 . . . naah disinyalir Lumayan tuh perbedaannya. Untuk Campuran antara Premium (88) dan Pertamax (92) dengan perbandingan sama akan menghasilkan BBM Oplosan dengan nilai Oktan 90 . .