Monday, 14 March 2011

Strain

. Pengertian
• Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan berlebihan,peregangan berlebihan,atau stress yang berlebihan.
• Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalam jaringan.(Smeltzer Suzame, KMB Brunner dan Suddarth)
• Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulotendinous (otot atau tendon).
Strain akut pada struktur muskulotendious terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Tipe cedera ini sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya.
Beberapa kali cedera terjadi secara mendadak ketika pelari dalam melangkahi penuh.

B. Etiologi
Pada strain akut :
• Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak
Pada strain kronis :
• Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan/tekanan berulang-ulang,menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).

C. Patofiologi
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.

PATOFLOW

D. Klasifikasi Strain
 Derajat I/Mild Strain (Ringan)
Yaitu adanya cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada penguluran unit muskulotendinous yang ringan berupa stretching/kerobekan ringan pada otot/ligament.
• Gejala yang timbul :
 Nyeri lokal
 Meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot
• Tanda-tandanya :
 Adanya spasme otot ringan
 Bengkak
 Gangguan kekuatan otot
 Fungsi yang sangat ringan
• Komplikasi
 Strain dapat berulang
 Tendonitis
 Perioritis
• Perubahan patologi
 Adanya inflasi ringan dan mengganggu jaringan otot dan tendon namun tanda perdarahan yang besar.
• Terapi
 Biasanya sembuh dengan cepat dan pemberian istirahat,kompresi dan elevasi,terapi latihan yang dapat membantu mengembalikan kekuatan otot.

 Derajat II/Medorate Strain (Ringan)
Yaitu adanya cidera pada unit muskulotendinous akibat kontraksi/pengukur yang berlebihan.
• Gejala yang timbul
 Nyeri local
 Meningkat apabila bergerak/apabila ada tekanan otot
 Spasme otot sedang
 Bengkak
 Tenderness
 Gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang
• Komplikasi sama seperti pada derajat I :
 Strain dapat berulang
 Tendonitis
 Perioritis
• Terapi :
 Impobilisasi pada daerah cidera
 Istirahat
 Kompresi
 Elevasi
• Perubahan patologi :
 Adanya robekan serabut otot

 Derajat III/Strain Severe (Berat)
Yaitu adanya tekanan/penguluran mendadak yang cukup berat. Berupa robekan penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan ketidakstabilan sendi.
• Gejala :
 Nyeri yang berat
 Adanya stabilitas
 Spasme
 Kuat
 Bengkak
 Tenderness
 Gangguan fungsi otot
• Komplikasi ;
 Distabilitas yang sama
• Perubahan patologi :
 Adanya robekan/tendon dengan terpisahnya otot dengan tendon.
• Terapi :
 Imobilisasi dengan kemungkinan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.

E. Manifestasi klinis
• Nyeri mendadak
• Edema
• Spasme otot
• Haematoma

F. Komplikasi
• Strain yang berulang
• Tendonitis

G. Penatalaksanaan
• Istirahat
Akan mencegah cidera tambah dan mempercepat penyembuhan
• Meninggikan bagian yang sakit,tujuannya peninggian akan mengontrol pembengkakan.
• Pemberian kompres dingin
Kompres dingin basah atau kering diberikan secara intermioten 20-48 jam pertama yang akan mengurangi perdarahan edema dan ketidaknyamanan.

H. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
• Kajian nyeri
 Apa yang dilakukan pasien sebelum dirasakan nyeri?
 Apakah nyeri terlokalisasi?
 Bagaimana pasien menjelaskan nyeri?
 Apakah nyeri menjalar?
• Inpeksi umumnya untuk mengetahui perkembangan edema,memantau luka dikulit.
• Palpasi sendi untuk mengetahui sensitifitas dan perkembangan jaringan lunak yang banyak teraba keras
• Observasi tingkat keterbatasan mobilitas sendi yang terserang

b. Diagnosa Keperawatan
I. Diagnosa I
Nyeri b/d spasme otot

• Intervensi
 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring/istirahat
 Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
 Dorong pasien mendiskusikan masalah sehubungan dengan cidera
 Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif
 Berikan alternative tindakan menyamankan seperti pijatan
 Selidiki adanya keluhan nyeri yang tak biasa/tiba-tiba/mendadak

II. Diagnosa II
Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri
• Intervensi
 Anjurkan untuk istirahat selama masih mengalami nyeri
 Anjurkan untuk membatasi aktivitas yang berlebihan,seperti mengangkat beban yang berat
 Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

III. Diagnosa III
Kerusakan intregitas jaringan b/d adanya cedera
• Intervensi
 Awasi adanya edema dan perdarahan pada area yang luka
 Berikan perawatan luka
 Perhatikan peningkatan atau berlanjutnya nyeri

DAFTAR PUSTAKA
 Smelzer,Suzanne.C,2001.buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan suddarth.Ed 8.Jakarta;EGC
 Doenges,Marlyn.E.1999.rencana asuhan keperawatan.Ed 3.Jakarta;EGC