Acap dialami oleh pengendara, terutama yang pertama ganti gacoan v-ixion. Yakni mesin sering mati setelah dipakai jalan atau kondisi mesin saat panas. Tentu bikin panic, sebab bayangan main jet kurang gede atau ingin meng-up grade pilot jet, jelas nggak mungkin. Toh suplai gas segarnya model injeksi yang telah dipatenkan oleh pabrikan.
Maka sebaiknya jangan menganggap sam mesin injeksi dengan mesin yang pakai karbu, terutama saat mematok tinggi rendah rpm saat stasioner. Mesin yang sering mati saat panas banyak disebabkan oleh faktor salahnya penyetelan batas stasioner putaran mesin yang berada di bawah throttle bodi. Letak setelan tinggi rendah rpm nya sama yang dipakai karbu jenis vakum, macam Yamaha Scorpio atau Nouvo.
Detailnya kondisi normal saat mesin dingin diwajibkan disetting di 1600 rpm. Memang ukuran ini tinggi saat mesin dingin dan terkesan seperti gas mbandang. Tapi mesti ada yang perlu diingat, di mesin V-Ixion dilengkapi dengan sensor temperature suhu mesin. Mekanisnya, saat suhu mesin menginjak 75 derajat atau lebih, maka akan terjadi penurunan rpm 200-300. Misalkan, kondisi dingin disetting di 1500 rpm, saat mesin panas akan menjadi 1300-1400 rpm. Dan mesin V-Ixion yang sering mati itu biasanya tradisi memakai mesin karbu masih terbawa ke injeksi. Jadi silahkan dirubah gaya dan metode yang berlaku di mesin injeksi.
sumber : ototrend